WIKILEAK UNTUK BINASAKAN PKT

Pendiri situs Wikipedia, Assange, saat menjawab pertanyaan wartawan mengatakan, di negara seperti RRT, pengawasan terhadap pendapat seseorang sudah sangat lumrah, karena opini memiliki kekuatan yang sangat besar, yang membuat partai otoriter takut pada kebebasan berpendapat. Foto: halaman muka situs dan pendiri Wikileak.  (AFP/GETTY IMAGES)
Pendiri situs Wikipedia, Assange, saat menjawab pertanyaan wartawan mengatakan, di negara seperti RRT, pengawasan terhadap pendapat seseorang sudah sangat lumrah, karena opini memiliki kekuatan yang sangat besar, yang membuat partai otoriter takut pada kebebasan berpendapat. Foto: halaman muka situs dan pendiri Wikileak. (AFP/GETTY IMAGES)
(Epochtimes.co.id)
Situs Wikileak terus menerus mengungkap “kisah intern” hubungan luar negeri AS yang sempat memicu gejolak  dampak dunia. Karena situs tersebut mengungkapkan dokumen rahasia dalam jumlah besar yang mungkin akan berpengaruh pada kepentingan nasional dan hubungan diplomatik AS sehingga menuai kecaman keras dari Gedung Putih.
Dari permukaan AS terlihat seolah bereaksi keras karena kerahasiaan dokumen diplomatiknya dalam bahaya besar, Kementrian Luar Negeri AS buru-buru mengambil tindakan antisipasi dan penyelamatan. Akan tetapi seiring dengan semakin banyaknya dokumen tentang RRT terungkap, justru berbalik muncul suatu tendensi yakni semakin banyak petinggi PKT yang tadinya bersorak girang berubah menjadi cemas dan ketakutan.
28 November lalu Wikileak mengumumkan dokumen teleks yang pertama kali, diantaranya mengenai kebijakan Politbiro PKT untuk menyerang Google yang paling menghebohkan. Jika diulas balik saat Google mengumumkan untuk tidak lagi menerapkan filtrasi pada hasil pencarian di Google sehingga dipaksa hengkang dari RRT, PKT dan AS pun terlibat dalam “perang internet” dahsyat.
Media massa pemerintah PKT menyebut peristiwa tersebut sebagai “tipu muslihat politik oleh pemerintah AS”, yang berusaha menutupi pengendaliannya di balik peristiwa itu dengan propaganda yang kuat. Namun tidak terduga, fakta akhirnya terungkap juga dan timbul ke permukaan.
Sebuah instansi kebijakan tertinggi dari suatu kekuasaan berperan secara langsung untuk mengintervensi sebuah perusahaan internet swasta, dapat terlihat betapa kekuasaan tersebut sangat takut terhadap kebebasan informasi, takut rakyatnya akan sadar.
Berikutnya dokumen rahasia kedua mengenai RRT  yang diungkap adalah tersibaknya korupsi PKT yang sangat mengejutkan, dari sekitar 5.000 buah rekening para pejabat tinggi RRT yang ada di Bank Swiss, sebanyak 2/3 di antaranya adalah milik pejabat pusat, mulai dari wakil PM PKT, kepala bank, pejabat setingkat menteri dan anggota komite pusat, hampir semua orang ambil bagian.
Para pejabat instansi (setingkat dibawah kementrian)  yang pernah bekerja di Hong Kong umumnya memiliki rekening di Bank Swiss. Hal ini menandakan para petinggi PKT merampas dari rakyatnya dengan rakus, kriminalitas pencucian uang di luar negeri, terungkaplah kebobrokan birokrasi di masa akhir ‘dinasti merah’ ini, seperti dinamit, selain para pejabat PKT kini dalam ancaman bahaya, lebih lanjut lagi akan memicu amarah rakyat.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah situasi genting di Semenanjung Korea yang sedang diselimuti awan peperangan saat ini. PKT sedang menghimbau kedua belah pihak untuk “berhati dingin dan menahan diri”, padahal Wikileak mengungkap rahasia bahwa Beijing diam-diam menempatkan senjata nuklir di Korut. Pihak Korut sama sekali tidak memiliki senjata nuklir, kedua belah pihak saling memainkan sandiwara, bersekutu melawan pengaruh AS terhadap Taiwan, hal ini sukses merobek cadar PKT yang membohongi dunia internasional dengan “perundingan enam negara” nya, padahal PKT sendirilah dalang di balik tindakan jahat Korut tersebut.
Wikileak semakin mengarahkan ujung tombaknya terhadap PKT. Bagi negara demokrasi, kebebasan informasi tidak akan mendatangkan ancaman bagi penguasa, meskipun dokumen rahasia telah mencoreng muka pemerintah AS, tapi pihak yang paling terancam sesungguhnya adalah pemerintahan yang otoriter.
Pendiri situs Wikileak, Julian Assange, saat menjawab pertanyaan wartawan mengatakan, di suatu negara seperti RRT, pemeriksaan dan pengawasan terhadap pendapat memang sudah lumrah, karena pendapat memiliki kekuatan besar, sementara partai politik yang otoriter paling takut terhadap kebebasan berpendapat.
Jika Wikileak mengungkap semakin banyak kasus pelanggaran, seiring dengan tersebarnya informasi, akan mengakibatkan gejolak yang semakin besar, sehingga meruntuhkan kekuasaan politik otoriter.
Pada permukaan tampaknya Wikileak seolah memojokkan AS, namun kenyataannya langsung menyerang titik lemah PKT, dengan mengungkap fakta-fakta yang segera menyebar ke seluruh dunia, bahwa PKT memblokir internet, menindas rakyat, serta bermaksud melalui terorismenya mencelakakan seluruh dunia.
Sementara dokumen yang diungkap saat ini hanya secuil kecil dari gunung es saja, masih ada jutaan dokumen rahasia lainnya yang belum diungkapkan, entah aib PKT apa lagi yang akan terungkap lagi. Sulit dijamin tidak ada fakta yang paling ditakutinya, mengenai penindasan terhadap Falun Gong dan dibentuknya basis pengambilan organ tubuh praktisi Falun Gong dan lain-lain… bukankah ini akan semakin mengancam keberadaan PKT. (Huang Feng/The Epoch Times/lie)
0 komentar:

Posting Komentar

what is my ip address?
DENGARIN MUSIK KOLEKSI AKU, HAHAHA



SMS GRATIS , CONTOH 0813 NOKAWAN , 3MENIT SAMPE, GUNAKAN KATA YANG SOPAN

MAKANAN SEHARI HARI

ip-location







SELAMAT DATANG DI VIDEO PANDUAN | TERIMA KASIH KE SEMUA BLOGGER